Bahasa adalah aspek perkembangan yang berperan penting dalam kehidupan manusia. Komponen berbahasa salah satunya adalah bicara yang merupakan alat komunikasi, belajar bicara memerlukan proses yang panjang dan rumit. Pada saat bicara seorang anak harus menggunakan bentuk bahasa yang bermakna bagi orang yang mereka ajak berkomunikasi, dan dalam berkomunikasi anak harus memahami bahasa yang digunakan oleh orang lain.
Menurut Chomsky dalam wiliam Crain bahasa di strukturkan sendiri oleh anak-anak. Dengan hanya mendengarkan secuplik tubuh ujaran, mereka langsung bisa menemukan aturan-aturannya, seolah dituntun oleh pengertian bawaan tentang bentuk-bentuk aturan tersebut. Para teorisi belajar sebaliknya, percaya bahwa kita harus mengamati lingkungan sosial lebih dahulu. Bahasa menurut mereka dibentuk utamanya oleh orang lain lewat pengkondisian operan atau lewat pengaruh-pengaruh pemodelan.
Menurut Chomsky dalam wiliam Crain bahasa di strukturkan sendiri oleh anak-anak. Dengan hanya mendengarkan secuplik tubuh ujaran, mereka langsung bisa menemukan aturan-aturannya, seolah dituntun oleh pengertian bawaan tentang bentuk-bentuk aturan tersebut. Para teorisi belajar sebaliknya, percaya bahwa kita harus mengamati lingkungan sosial lebih dahulu. Bahasa menurut mereka dibentuk utamanya oleh orang lain lewat pengkondisian operan atau lewat pengaruh-pengaruh pemodelan.
Menurut Lovitt dalam Jamaris , bahwa dalam perkembangan bahasa anak, ada tahap perkembangan kemampuan bahasa, sebagai berikut:
- Perkembangan bahasa dapat dibagi ke dalam tiga bentuk perkembangan, yaitu perkembangan kosa kata, perkembangan semantik, dan sintaktik, dan perkembangan variasi dan kompleksitas berbahasa.
- Perkembangan kosa kata dimulai sejak anak usia satu tahun. Memulai interaksi anak dengan lingkungan sekitarnya, anak secara perlahan mengembangkan kemampuan dalam memahami kosa katayang berkaitan dengan objek dan peristiwa di sekitarnya.
- Perkembangan semantik dan struktur sintaksis menyangkut kemampuan anak dalam memahami hubungan-hubungan objek dan peristiwa yang mencakup tindakan/peribuatan, lokasi dan orang. Anak mulai mengatakan ”aku pergi” atau “ibuku atau ayahku”
Bicara merupakan ketrampilan mental motorik. Bicara tidak hanya melibatkan koordinasi kumpulan otot mekanisme suara yang berbeda, tetapi juga mempunyai aspek mental yakni kemampuan mengkaitkan arti dengan bunyi yang dihasilkan.
Selanjutnya menurut Piaget , bahasa “terpetakkan” diatas struktur kognitif yang telah didapat sebelumnya, sehingga bahasa bergantung pada pikiran. Kata-kata hanya dapat dipahami jika keterampilan-keterampilan intelektual tertentu (seperti permanen objek dan konservasi objek) sudah dikuasai. Sementara menurut Todler dalam Siti Aisyah , anak usia TK (usia 4-6 tahun) konsep dasar pengembangan bahasa anak adalah sebagai berikut:
- Mendorong perkembangan mendengar. Gunakanlah kalimat yang kompleks dengan anak usia TK, perkenalkanlah kosa kakata baru, teruskanlah membaca keras kepada anak usia TK,
- Mendorong perkembangan berbicara. Tanyailah anak tentang masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Berikanlah anak kesempatan untuk membicarakan masa lalu dengan bertanya kepadanya.
- Mendorong perkembangan menulis. Mendorong anak untuk mengekspresikan ide dan emosi dalam bentuk tulisan. Jangan mengkhawatirkan ejaan yang benar, anak usia TK baru saja memulai belajar tentang hubungan antara huruf dan suara. Pada usia ini anak pada umumnya mengetahui bagaimana mengeja beberapa huruf yang umumnya dengan benar, seperti “pergi”, dan “datang” tetapi ia mengeja dengan menggunakan pengetahuannya tentang bunyi huruf untuk mengingat apa yang didengarnya. Misalnya: Anak usia TK menulis kata “gajah” dengan huruf “GJH”, sesungguhnya telah berfikir hati-hati mengenai hal ini.
- Mendorong perkembangan membaca. Biarkan anak membaca kata-kata dan tawarkan bantuan hanya jika ia membutuhkannya.
Kemampuan menulis anak-anak mengikuti urutan perkembangan, kemampuan itu muncul dari coret-coretan sebelumnya dan pertama-tama tersebar dengan acak di seluruh halaman buku. Karakteristik ini mencerminkan pemahaman yang tidak lengkap tentang batas-batas kata dan juga ketidakmampuan menciptakan satu baris dalam pikiran untuk menempatkan huruf-huruf. Anak-anak menemukan ejaan dengan cara melakukan penilaian tentang bunyi dan dengan menghubungkan bunyi yang mereka dengar dengan huruf yang mereka kenal. Menurut Papalia & Olds, Morrrow dalam Jamaris, menguraikan perkembangan kemampuan bahasa lisan anak sebagai berikut:
Pada Usia 4-5 tahun kemampuan anak dalam berbicara hampir sama dengan kemampuan orang dewasa. Pada masa ini anak telah menguasai sedikitnya 2.500. kosa kata dan menggunakan secara aktif dalam berkomunikasi dengan orang orang disekitarnya. Kemampuan anak dalam menerapkan elemen-elemen bahasa semakin baik. Anak sudah memahami bahwa dengan bahasa, bukan hanya sekedar bahasa, tetapi, mengandung makna yang sangat luas, dengan menggunakan bahasa, ia akan dapat menyatakan keinginannya, penolakannya, kekagumannya, membuka kesempatan untuk berteman, belajar dll. Kreativitas anak dalam berbahasa makin berkembang, ia sudah dapat berpuisi, bercerita dan menghindarkan rasa malu, rasa salah dan memiliki istilah untuk situasi-situasi tertentu. Anak menggunakan bahasa untuk mengontrol situasi, dengan demikian kemampuan bahasa yang digunakan untuk berimajoinasi, bergerak ke bidang nyata untuk memecahkan masalah.
Menurut Siti Aisyah pengembangan kemampuan berbahasa di Taman Kanak-kanak abisa dilaksanakan dengan berbagai cara antara lain adalah:
. . . mengenalkan jenis kata melalui kartu, menghubungkan gambar dengan tulisan, mengenalkan huruf dan suaranya, mengenalkan huruf besar dan huruf kecil selalu bersamaan, menyusun kata dengan diberi suku kata awalnya, mengenalkan adanya simbol bahasa untuk nama-nama anak dan benda, bermain kata-kata dengan mengingat kata-kata yang telah diketahui. Menyatakan pendapat, mendengarkan cerita dan meminta mengunkapkan kembali, mengenalkan kalimat perintah dengan meminta melaksanakan perintah, menggunakan kalimat tanya menggunakan tanda tanya, bermain menirukan suara. Mengenalkan lawan dan pasangan kata.
Berdasarkan uraian di atas, perkembangan bahasa bagi anak usia dini, apat ditingkatkan agar pengembangan berbahasa mampu mengunkapkan pikiran melalui bahasa yang sederhana secara tepat, mampu berkomunikasi secara efektif dan membangkitkan minat untuk dapat berbahasa dengan baik dan benar.
http://hendrasofyanpaud.blogspot.co.id/2014/11/perkembangan-aspek-bahasa-pada-anak.html