Jakarta, NTT Online – Pemerintah akan
menerapkan kebijakan pendidikan anak usia dini (PAUD) secara holistik
integratif pada tahun 2009 sehingga seluruh penyelenggaraan PAUD di
Tanah Air dapat berpedoman pada suatu acuan yang sama.
“Saat ini kebijakan dan pengelola
pendidikan anak usia dini (PAUD) berada di bawah Direktorat PAUD Ditjen
Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI) Depdiknas. Namun, instansi
lain dengan inisiatif sendiri juga menyelenggarakan kegiatan sejenis,”
kata Direktur PAUD Ditjen PNFI, Sudjarwo Singowidjojo, usai menghadiri
pembukaan dialog interaktif dalam rangka HUT ke-3 Himpunan Tenaga
Pendidik dan Pendidikan Anak Usai Dini (Himpaudi), di Jakarta, Senin.
Karena itu, katanya, agar ke depan tidak
terjadi tumpang tindih baik dari sisi pendanaan dan program, maka saat
ini sedang disusun kebijakan tentang penyelenggaraan PAUD yang antara
lain nantinya akan memadukan program penyelenggaraan PAUD agar menjadi
lebih efektif dan mencapai hasil maksimal. Ia mengatakan, dalam PAUD
holistik nantinya terdiri dari berbagai tenaga ahli, baik bidang
pendidikan, kesehatan, psikolog, ilmu gizi dan sebagainya.
“Kita upayakan agar pendirian PAUD
nantinya harus sudah dilengkapi dengan tenaga-tenaga yang memiliki
kemampuan terkait dengan tumbuh kembang anak, kalau tidak bisa
menyediakan tenaga dokter setidaknya ada tenaga medis setingkat di
bawahnya yang menguasai ilmu kedokteran,” katanya.
Ia mengatakan, bila dibandingkan dengan
jumlah PAUD di seluruh Indonesia ketersediaan tenaga pendidik yang
memiliki latar belakang pendidikan bagi anak usia dini memang jumlahnya
masih sangat terbatas.
PAUD ini baru berkembang sehingga
pemerintah berupaya menyusun modul-modul yang lebih singkat dan praktis
sehingga dalam waktu singkat bisa segera dikuasai oleh tenaga pendidikan
PAUD. Pemda akan menjadi pelaksana utama penyelenggaraan PAUD holistik
bekerjasama dengan Himpaudi dan organisasi wanita seperti PKK dan
sebagainya.
“Pemerintah mengharapkan penerapan PAUD
holistik ini mampu memberikan hasil yang lebih baik terhadap pendidikan
anak usia dini sebab usia 0-5 tahun merupakan usia emas (golden age) di
mana bila diolah dengan baik diharapkan mampu menghasilkan anak-anak
yang lebih bermutu dibandingkan dengan mode parsial,” katanya.
Dikatakannya, PAUD baru mampu melayani
54,47 persen dari jumlah anak usia 0-5 tahun yakni yang mencapai 26 juta
anak. Sedangkan pemerintah sendiri menargetkan pada 2014 nanti PAUD
mampu menjangkau 72 persen anak. Ia mengatakan, prioritas program PAUD
dan PAUD holistik akan dilaksanakan terhadap masyarakat yang belum
terjangkau pelayanan tersebut, utamanya terhadap masyarakat yang belum
peduli terhadap pendidikan anak usia dini karena alasan tertentu.
Dialog interaktif tersebut menghadirkan
Pamela Phelp PhD, ahli di bidang PAUD, Ketua Himpaudi Dr Gusnawirta
Fasli MPd, serta dihadiri Dirjen Dikti Depdiknas, Fasli Jalal, Dirjen
PNFI Depdiknas, Hamid Muhammad, Sekretaris Dirjen PNFI Depdiknas,
Gutama, serta pengurus Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu
(SIKIB). antara
sumber: http://www.nttonlinenews.com