Antara Bayi dan Si Prasekolah

Kehadiran anak ke-2 yang masih bayi di saat anak pertama sudah masuk usia prasekolah, sering membuat para ibu kebingungan. Mana yang jadi prioritas, si prasekolah atau si bayi?

Masalah  mulai muncul begitu si bayi dibawa pulang ke rumah karena seluruh rutinitas  sehari-hari berubah total. Situasi ini juga dihadapi para ayah. Cara menghadapi dan menyikapi perubahan dengan kehadiran si bayi, sangat dipengaruhi oleh karakter ibu. Beberapa masalah yang  sering dihadapi ibu yang punya bayi dan balita sekaligus antara lain:

Stress, muncul karena ibu bingung mengatur waktu dan berbagi perhatian, apalagi bila suami kurang memberi dukungan. Untuk mengatasinya, perlu sistem pendukung yang membantunya dalam merawat dan mengasuh anak-anak. Misalnya, baby sitter, orang tua, serta anggota keluarga lainnya. Dengan begitu, ibu punya waktu cukup untuk istirahat, tidur, dan mengatur waktu sesuai dengan rutinitas barunya.  

Baby blues, biasanya muncul pada masa nifas. Cara mengatasinya harus dibantu sistem pendukung dan bila perlu meminta bantuan ahli. Suami maupun keluarga harus benar-benar memahami kondisi ibu sehingga pemulihan dapat berlangsung cepat, mengingat ada 2 anak yang perlu dirawat dan diasuh. 

Self pity,  umumnya dialami ibu dalam minggu-minggu pertama setelah kedatangan bayi di rumah karena begitu banyak hal yang harus dia kerjakan dan menyita hampir seluruh waktu, tenaga, dan perhatiannya. Untuk mengatasinya, ibu belajar menerima keadaan bahwa dia tidak harus mengerjakan semuanya sendiri dengan sempuran. Lakukan saja yang dapat dia lakukan sebaik mungkin, hasilnya memang tidak selalu seperti yang dia harapkan.  

Bimbang, pilih si bayi atau si balita, dialami terutama saat kedua anak menangis pada waktu bersamaan atau menuntut perhatian pada waktu yang sama. Ibu juga kadangkala merasa bersalah terhadap si kakak yang perhatian dan waktunya lebih tersita untuk si adik bayi. Cara mengatasinya dapat dengan menggendong si bayi sambil memeluk si kakak. Ini sebetulnya dapat menjadi ajang untuk mengajarkan si kakak berbagi. Kalau pun mau memisahkan kamar si kakak dengan si adik, sebaiknya dilakukan sebelum si adik lahir atau saat si kakak masih bayi.
    Menyiapkan Si Prasekolah: 

    Beri peran dan tugas spesial. Misalnya, ketika adik menangis mintalah dia untuk menepuk-nepuk bokongnya supaya tenang. 

    Minta “nasihat” atau saran dari kakak, misalnya menanyakan baju yang cocok untuk dipakai adik bayi.

    Ajak mengawasi adik bayi. Mintalah dia mengamati apa saja yang sudah dapat dilakukan adik bayi lalu melaporkannya kepada Anda. Misalnya, adik bayi sudah bisa mengepalkan tangannya. 

    Membacakan buku cerita tentang peran kakak terhadap adik. Ini dapat menjadi cara untuk mengajarkan peran kakak sebagai panduan si adik kelak. Kakak mengajarkan hal-hal baru kepada adik.

    Pahami perasaannya. Namun, jangan lupa ajarkan pula untuk berbagi berbagai hal dengan adik. 

    Beri kesempatan kakak untuk memiliki barang pribadi. Belikan dia barang, misalnya mainan untuk anak sebaya dia, dan bukan berupa mainan bayi.
        sumber : http://www.ayahbunda.co.id